Senin, 21 Maret 2016

Penjelasan Ringkas Psikologi Humanistik


Ringkasan Psikologi Humanistik


PENGERTIAN PSIKOLOGI HUMANISTIK

Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis ( Misiak dan Sexton, 2005 ).

Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu : (1) Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia. (2) Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia. (3) Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih memperluas kaedah-kaeah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.

Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan. Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme seta dipandang sebagai ” kekuatan ketiga ” dalam aliran psikologi. Psikologi humanistik memfokuskan pada kebutuhan psikologis tentang potensi yang dimiliki manusia, hasil pemikirannya telah membantu guna memahami tentang motivasi dan aktualisasi diri seseorang.
Dalam buku “Berkenalan dengan Aliran-aliran dan Tokoh-tokoh Psikologi” oleh Sarlito W. Sarwono pada tahun 2000, psikologi humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu, walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagian-bagian dari jiwa manusia, namun dalam penyimpulanya, manusia harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang holistik. Selain itu manusia juga harus dipandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, perkembangan pribadinya, perbedaan-perbedaan individunya dan dari sudut kemanusiaanya itu sendiri. Karena itu psikologi harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki oleh aliran behaviorisme dan psikoanalisis, seperti cinta, kreatifitas, pertumbuhan, aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna, kebencian, agresivitas, kemandirian, tanggung jawab dan sebagainya. Pandangan ini disebut pandangan humanistik.

Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu, psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia. Kedua, ia menawarkan pengetahuan yang luas akan kaedah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia. Ketiga, ia menawarkan metode yang lebih luas akan kaedah-kaedah yang lebih efektif dalam pelaksanaan psikoterapi. Humanistik tidak jelas kaitannya dengan ekologi psikologi. Pada satu sisi, Humanistik tempat yang paling berkuasa atas nilai potensial untuk pengembangan individu.  Ini nilai-nilai pengalaman manusia dan kemampuan manusia untuk melampaui pikiran dengan lingkungan sekitarnya, dengan cara yang kreatif.  Jadi dalam hal Humanistik untuk manusia dan pengalaman. Humanistik adalah ilmu manusia untuk menangkap pengalaman dalam semua keindahan yang subjektif.  Ini yang menyebabkan sebuah penekanan atas berbagai  metode fenomenologi yang bertujuan untuk mendapatkan semaksimal mungkin jati diri manusia.

Pada sisi lainya, ekologi psikologi dengan kontras menunjukkan pemisahan manusia dari tanaman, binatang dan materi dunia sebagai buatan yang menyesatkan dan tidak bijaksana.  Ekologi melihat, yang paling universal dan paling tinggi nilai simbol dan gambar dari pikiran manusia berasal dari kapasitas untuk memungut dalam ukuran kecil  yang sungguh-sungguh untuk menopang semesta dan kita masuk di dalamnya. Jika ini adalah pernyataan simbolis yang penting dari aspek pemenuhan manusia, maka kita perlu mempertimbangkan sebuah “ekologi diri” yang merangkum semua bentuk kehidupan dan perasaan kesatuan.

Saat ini rasa kuatir, depresi, bingung dan kesepian pada individu yang mencari beberapa penjelasan untuk rasa isolasi dan kesedihan mereka.  Kontemporer kerja, dengan penekanan pada gencarnya pembangunan teknologi, persaingan tajam dan individualisme telah membuat korban tak terhitung.  Mereka hadir dari hilangnya eksistensial karena keprihatinan yang dramatis atas racun di lingkungan pekerjaan. Secara tradisional, orang-orang ini telah dirawat dengan baik namun belum cukup. Melalui hubungan yang saling menerima dan melalui upaya bersama antara antara klien dan terapis dalam menggali semua pengalaman dan perasaan klien untuk pencapaian keseimbangan antara berbagai pengalaman dan perasaan yang sesungguhnya terjadi pada diri klien. Karena dengan ini maka terwujud prosedur terapi yang memandang manusia sebagai suatu kesatuan dan eksistensial diri.
Jadi pemahaman tentang manusia dalam psikologi humanistik berdasarkan kepada keyakinan bahwa nilai-nilai etika merupakan daya psikologi yang kuat dan ia merupakan penentu asas kelakuan manusia. Keyakinan ini membawa kepada usaha meningkatkan kualitas manusia seperti pilihan, kreativitas, interaksi fisik, mental dan jiwa, dan keperluan untuk menjadi lebih bebas Psikologi humanistik juga didefinisikan sebagai sebuah sistem pemikiran yang berdasarkan kepada berbagai nilai, sifat, dan tindak tanduk yang dipercayai terbaik bagi manusia. Sehingga terwujudlah satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia secara holistik.


KEMUNCULAN PSIKOLOGI HUMANISTIK

Psikologi humanistik lahir dari ketidakpuasan terhadap jalan yang ditempuh oleh psikologi. Ketidakpuasan itu terutama tertuju pada gambaran manusia yang dibentuk oleh psikologi modern, partial, tidak lengkap, dan satu sisi. Psikologi behavioristik menjadi 'mendehumanisasi', meskipun menunjukan keberhasilan yang spektakuler dalam area-area tertentu, gagal untuk memberikan sumbangan yang besar kepada pemahaman manusia dan kondisi eksistensinya. Dalam kenyataanya, psikologi behavioristik itu telah merampok esensi manusia. Para ahli psikologi humanistik mengarahkan usahanya pada 'humanisasi' psikologi. Mereka memberikan penekanan pada spontanitas, kendali internal, dan keunikan manusia, serta pada masalah-masalah eksistensial. FaKtor lain yang memberikan andil pada kemunculan psikologi humanistic adalah keyakinan bahwa psikologi telah terlalu lama mempelajari fungsi-fungsi manusia tetapi dengan menghilangkan manusia itu sendiri, atau memusatkan perhatiannya pada hal-hal primer dan esensial. (B. Berelson dan G.A Steiner dalam buku mereka yang berjudul Human Behaviour : An Inventory of Scientific Findings (1964)).

Psikologi humanistic adalah suatu gerakan prlawnan terhadap psikologi yang dominant mekanistik, reduksionistik, atau 'psikologi robot' yang mereduksi manusia. Psikologi humanistic juga menentang metodologi yang restriktif yang menyisihkan pengalaman batin. Para ahli psikologi yang hanya menyetujui penolakn terhadap psikologi yang mekanomorfik dan yang menyetujui penamaan humanistic berdasarkan pemilikan konsep tentang manusia sebagai mahkluk yang kreatif yang dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan dari luar maupun oleh kekuatan-kekuatan tidak sadar, melainkan oleh nilai-nilai dan pilihan-pilihannya sendiri.


PERKEMBANGAN PSIKOLOGI HUMANISTIK

Di Inggris, John Cohen, guru besar psikologi di Universitas Menchester, menentang orientasi psikologi yang menonjol pada zamannya, khususnya psikologi yang reduksionistik, dan menghimbau reorientasi psikologi melalui bukunya yang berjudul Humanistic Psychology. Ia menjelaskan posisi humanistiknya dengan mengatakan bahwa "subjek studi psikologi tidak lain adalah manusia ; psikologi bukanlah bagian dari fisiologi. Langkah pertama kita karenanay haruslah mempelajari apa yang khas pada manusia".

Di Jerman, Albert Wellek, bekas guru besar psikologi dan direktur Institut Psikologi Univrsitas Mainz, secara konsisten menunjukan penekanan pada unsure-unsur humanistic dalam tulisan-tulisannya, khususnya tulisan-tulisannya di lapangan kepribadian di mana in memberikan sumbangan-sumbangannya yang paling besar.

Di Amerika, psikologi humanistic memperoleh dukungan pertama-tama dari para psikoterapis, para ahli psikologi klinis dan para ahli psikologi yang menaruh perhatian pada teori kepribadian, tetapi lambat laun ia memperoleh pengikut dari kalangan-kalangan lain, yakni kalangan-kalangan akademis dan eksperimantal. Tesis humanistic Maslow, seperti dikatakn Maslow sendiri, tampik pertamakali sebagai "argument di dalam keluarga para psikologi", kemudian berubah menjadi "suatu filsafat hidup baru yang komprehensif","suatu Weltanschauung humanistic" yang menarik perhatian banyak ahli psikologi. Penerbitan buku kumpulan karangan dengan judul Humanistic Viewpoint in Psychology yang diedit oleh F.T.Severin, (1965), membantu psikologi humanistic melalui konseptualisasi yang dikemukakannya. Penerbitan buku-buku lain, yakni buku-buku teks psikologi umum maupun buku-buku tentang studi-studi khusus yang berlandaskan pada titik pandang humanistic berlangsung pada tahun 1960-an. Pengangkatan Maslow sebagai presiden Perhimpunan 

Psikologi Amerika pada tahun 1969 merupakan tanda bahwa tema-tema humanistic yang didukungnya memperoleh pengakuan dan repek dari para ahli psikologi Amerika. Pada tahun 1970, Perhimpunan Psikologi Amerika menyetujui pembentukan Devisi Psikologi Humanistik (devisi ke-32). Maksudnya adalah "untuk menerapkan konsep-konsep, teori-teori, dan filsafat Psikologi Humanistik pada penelitian, pendidikan, dan penerapan-penerapan profesionalo pada psikologi ilmiah". Carmi Harari, seorang ahli psikologi klinis, terpilih sebagai presiden pertama ketika devisi baru ini remi dibentuk pada tahun 1971.


KONSEP-KONSEP DASAR DALAM PSIKOLOGI HUMANISTIK

Charlotte Buhler secara konsistin menekankan ciri-ciri psikologi humanistic berikut ini sebagai hal-hal yang mendasar : mencoba menemukan jalan masuk ke arah studi dan pemahaman individu sebagai keseluruhan, berhubungan erat dengan eksistensialisme yang menjadi landasan filosofisnya, terutama dengan pengalaman intersionalitas sebagai "inti diri dan motivasi individu",. Konsep tentang manusia yang paling sentral adalah kretivitas. Psikologi humanistic terutama relevan dan penting bagi psikoterapi dan pendidikan.

Tujuan utama psikologi humanistic, "mendiskripsikan secara lengkap apa artinya sebagai manusia". Meliputi pendiskripsian bakat-bakat bawaan manusia, pertumbuhan, kematangan, penurunan, interaksi dengan lingkungan fisik dan sosialnya, lingkup dan jenis pengalamannya dan tempatnya di alam raya.


PENERAPAN DAN IMPLIKASI PSIKOLOGI HUMANISTIK

Psikologi humanistic tidak hanya menginsyafi roh manusia dan kebutuhannya untuk memuaskan diri dan untuk menemukan makna dalam hidupnya, tetapi juga percaya bahwa masing-masing orang adalah agen yang paling bertanggung jawab atas kehidupan dirinya sendiri. Karena itu prinsip-prinsip psikologi humanistic memiliki implikasi-implikasi bagi etika (Kutz,1969), agama (Hammes,1971), dan hukum (Stones, 1971). Mereka berusaha menerapkan prinsip-prinsip mereka terutama pada pendidikan, bisnis, dan psikoterapi.


(dari berbagai sumber)


Pencarian Terkait:
  1. Makalah Psikologi Humanistik
  2. Penjelasan Psikologi Humanistik
  3. Apa itu Psikologi Humanistik?
  4. Pengertian Psikologi Humanistik
  5. Tokoh-tokoh Psikologi Humanistik
  6. Seluk beluk Psikologi Humanistik
  7. Kelebihan Psikologi Humanistik
  8. Abraham Maslow
  9. Carl Rogers
  10. Teori Humanistik

Tidak ada komentar:

Posting Komentar