Rabu, 16 Maret 2016

Sejarah dan Pengertian Umum Aliran Psikologi Behaviorisme

Sejarah dan Pengertian Umum Aliran Psikologi Behaviorisme

Psikologi adalah ilmu yang "baru" dalam khasanah ilmu di dunia ini. ilmu yang berawal dari sebuah pemikiran apa itu pemikiran, apa itu emosi, apa yang harus kita lakukan dengan hal seperti itu. Pertanyaan ini di gagas oleh seorang filsuf yang bernama Socrates di zaman yunani kuno. Tetapi kita juga mengenal Plato(bapak psikologi) yang termasuk murid dari Socrates. plato adalah ilmuwan pertama yang meletakkan dasar dari semua ilmu tentang ide-ide yang muncul sebagai teori logika. Kemudian pemikiran Plato ini meluas menjadi pandangan hidup, politik sosial dan agama. Sumbangsih plato terhadap dunia psikologi adalah pemahaman manusia yang mendorong untuk melakukan suatu pekerjaan atau yang disebut sebagai motivasi. Pandangan Plato tentang ide tidak selaras dengan aristoteles. aristoteles adalah murid Plato. Dia mengemukakan bahwa semua materi mempunyai jiwa. tetapi tidak semua materi mempunyai jiwa, hanya organismelah yang mempunyai jiwa. Pandangan Aristoteles adalah setiap organisme mempunyai motivasi. Motivasi dibedakan pada hewan dan motivasi pada manusia.

Paham-paham di zaman yunani kuno kemudian diteruskan oleh alexander agung yang melakukan ekspansi militer ke daerah Timur. Maka paham-paham dari Timur pun masuk kedalam paham Barat. Ilmu psikologi di masa romawi sudah masuk ke dalam ilmu filsafat karena di pandang masih belum ada bukti yang nyata untuk sebuah ilmu yang empiris. Masa-masa ini di kuasai oleh para tokoh kristen yaitu dengan memasukkan agama ke dalam ilmu pengetahuan. dimana ilmu-ilmu tentang manusia tidak di kaji sama sekali karena para pemuka agama mengedepankan tentang ketuhanan. Terjadi perdebatan antara ilmuwan dengan pemuka agama.

Masa rennainsance adalah masa titik balik dari ilmu pengetahuan setelah di kuasainya oleh pemuka-pemuka agama. masa ini di tandai dengan bergesernya fokus pemahaman dari God-centeredness menjadi human-centeredness. ilmuwan-ilmuwan mulai menggunakan nalarnya untuk berpikir ke dalam kebenaran tentang manusia. Perkembangan pengetahuan zaman ini sangat cepat karena ilmuwan tidak ada lagi yang menghalangiperkembangan masa. mulai dari zaman ini, psikologi mulai di kenal tetapi masih belum menjadi ilmu yang empiris karena masih dalam bentuk diskusi yang belum tuntas. Barulah setelah bertahun-tahun psikologi yang di anggap bukan suatu ilmu, pada tahun 1879 berdirilah sebuah laboratorium untuk penelitian psikologi. Laboratorium ini di bangun oleh Wilhelm Wundt dengan uangnya sendiri. Dari sinilah aliran psikologi berkembang menjadi beberapa aliran. Salah satunya adalah Behaviorisme.
Behaviorisme adalah sebuah aliran dalam psikologi yang didirikan oleh John B. Watson pada tahun 1913 yang berpendapat bahwa perilaku harus merupakan unsur subyek tunggal psikologi. Behaviorisme merupakan aliran revolusioner, kuat dan berpengaruh, serta memiliki akar sejarah yang cukup dalam. Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme (yang menganalisis jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga psikoanalisis (yang berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak).

Behaviorisme ingin menganalisis bahwa perilaku yang tampak saja yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Behaviorisme memandang pula bahwa ketika dilahirkan, pada dasarnya manusia tidak membawa bakat apa-apa. Manusia akan berkembang berdasarkan stimulus yang diterimanya dari lingkungan sekitarnya. Lingkungan yang buruk akan menghasilkan manusia buruk, lingkungan yang baik akan menghasilkan manusia baik. Kaum behavioris memusatkan dirinya pada pendekatan ilmiah yang sungguh-sungguh objektif. Kaum behavioris mencoret dari kamus ilmiah mereka, semua peristilahan yang bersifat subjektif, seperti sensasi, persepsi, hasrat, tujuan, bahkan termasuk berpikir dan emosi, sejauh kedua pengertian tersebut dirumuskan secara subjektif.

Teori behaviorisme memandang individu hanya dari jasmani dan mengesampingkan mental. Para penganut teori ini tidak mengakui adanya bakat, kecerdasan, minat, dan perasaan individu dalam proses belajar. Menurut mereka, belajar hanya untuk melatih refleks-refleks sehingga menjadi kebiasaan yang dikuasai individu. Seseorang sudah dianggap belajar apabila ada perubahan kebiasaan atau perilaku dirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar